Rabu, 14 Februari 2018

APAKAH GEREJA MAHK MASIH RELEVAN?



APAKAH GEREJA MAHK MASIH RELEVAN? 
Oleh Pdt. Jonathan Kuntaraf

Jaman memang sudah berubah. Dari jaman tempo doeloe, menjadi jaman modern, dan sekarang disebut post-modern, atau jaman paska modern. Perubahan jaman yang telah dipacu oleh meningkatnya ilmu pengetahuan, telah menyebabkan berbagai perubahan dalam cara berpikir. Jaman tempo doeloe, anak-anak hanya ikut saja yang orang tua katakan, namun sekarang terjadi perbantahan; sebab anak berhak untuk memberikan pendapat. Anggota jemaat tempo doeloe hanya menerima apa yang dikatakan pendeta, namun sekarang sudah lain. Pasca modern telah memasuki gereja, hingga kita dapatkan beberapa ciri sebagai berikut:
1. Anggota mempunyai pikiran yang kritis (ini ada baiknya sebab kita harus mempunyai kepastian dengan iman kita)>
2. Mempertanyakan authoritas dari kebenaran absolute.
3. Pengetahuan manusia akan kebenaran hanya sekedar persepsi yang sederhana; dan bukanlah kebenaran.
4. Tidak adanya kebenaran yang objektip. Mungkin benar untuk orang lain, tetapi tidak benar untuk saya.
5. Tidak ada kebenaran absolute (pemikiran termasuk kepada orang yang biasa ke gereja).
6. Penekanan kepada "social gospel," yang cenderung melihat kebutuhan manusia.
7. Beralihkan dari pengetahuan kepada pengalaman
8. Lembaga yang telah berdiri dianggap sebagai alat untuk pemerasan.

Pandangan tersebut menyebabkan berbagai perbedaan pendapat di jemaat, bahkan di kelas Sekolah Sabat, atau di perbincangan milis. Selalu ada 2 kubu, , antara tradition dengan post modern mind. Jadi bila masing-masing mempertahankan pendapatnya; dan pasti
tidak pernah sependapat, sebab cara berpikir yang berbeda. Sebagian sudah tidak lihat lagi pentingnya agama/organisasi gereja; oleh sebab dipacu oleh post modern mind bahwa lembaga adalah alat pemerasan.
Dengan dasar yang sama, sebagian mengatakan doktrin tidak menyelamatkan; yang penting adalah Yesus. Namun,  kalau diteliti lebih lanjut, sebagian lupa bahwa kebenaran di dalam Yesus ada dalam dokrin. Kemudian organisasi itu dibutuhkan untuk mengkoordinasi pengabaran injil. Tapi pemikiran sebagian orang, “yang penting tidak perlu organisasi.”  Begitu juga yang penting adalah kasih, semua hari sama saja, semua hari bisa hari Sabat. Walaupun Alkitab secara jelas mengatakan Sabat hari ketujuh, tetapi post modern mind akan katakan itu untuk orang Yahudi, dan tidak berlaku untuk saya. Perlunya lebih banyak sosial gospel, membantu orang miskin (yang sebenarnya sejalan dengan firman Allah), namun mengkritisasi akan keberadaan gereja. Bahkan gereja sebagai alat untuk memeras seseorang.

Apakah pekabaran GMAHK masih relevan di alam yang dipengaruhi oleh paska modern ini? Kita diingatkan bahwa perintah Agung, Matius 28:18-20 untuk tetap pergi keseluruh dunia. Roh Nubuat mengatakan, ““The Savior’s commission to the disciples included all the believers. It includes all believers in Christ to the end of time.” -The Desire of Ages, p. 822. Kalau begitu Perintah Agung tersebut termasuk untuk kita semua yang hidup di alama paska modern. Lebih lanjut, Roh Nubuat menyebutkan, “Seventh-day Adventists have been chosen by God as a peculiar people, separate from the world. By the great cleaver of truth He has cut them out from the quarry of the world and brought them into connection with Himself. He has made them His representatives and has called them to be ambassadors for Him in the last work of salvation. The greatest wealth of truth ever entrusted to mortals, the most solemn and fearful warnings ever sent by God to man, have been committed to them to be given to the world.” 7T 138. Luar biasa sekali! Gereja GMAHK telah dipercayakan Tuhan sebagai umat yang khusus, terpisah dari dunia, dan untuk memberikan amaran kepada dunia. Ini adalah satu kepercayaan besar yang Tuhan berikan kepada Anda dan saya. Dari 10,000 agama yang tertulis dalam Encyclopedia of Religion, Kristen hanya salah satu diantaranya. Dan dari agama Kristen ada 33,830 denominasi, dan GMAHK adalah salah satu diantaranya. Itulah yang mendapatkan kepercayaan dari Tuhan untuk memberikan amaran di akhir jaman.

Namun menghadapi Post modern mind menyebabkan kita harus mengubah kegiatan evangelisasi kita,
dari KKR ke relational, dari short term ke long term. Kita perlu memberikan pelayanan wholistic; dan penggunaan kelompok kecil yang memiliki aspek persekutuan, pelayanan masyarakat dan pendalaman Alkitab sering memberikan hasil yang lebih baik. GMAHK tetap relevan, bahkan perlu lebih giat dalam menjangkau masyarakat pasca modern, sebab semua orang berharga di hadapan Tuhan. Sesungguhnya setiap orang adalah calon surga! Siapkah?

(tulisan ini juga dimuat pada website KADNET 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar